Senin, 14 April 2014

KOREKSI DALAM GRAVITY

KOREKSI DALAM METODE GRAVITY

Dalam pemrosesan data metoda gayaberat terdapat beberapa tahapan dengan koreksi-koreksi diantaranya adalah :

1. Koreksi Apungan (Drift Correction)

Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh perubahan kondisi alat (gravity meter) terhadap nilai pembacaan. Koreksi apungan muncul karena gravity meter selama digunakan untuk melakukan pengukuran akan mengalami goncangan, sehingga akan menyebabkan bergesernya pembacaan titik nol pada alat tersebut. Koreksi ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dengan metode looping, yaitu dengan pembacaan ulang pada titik ikat (base station) dalam satu kalilooping, sehingga nilai penyimpangannya diketahui.

2. Koreksi Pasang Surut (Tidal Correction)

Koreksi ini adalah untuk menghilangkan gaya tarik yang dialami bumi akibat bulan dan matahari, sehingga di permukaan bumi akan mengalami gaya tarik naik turun. Hal ini akan menyebabkan perubahan nilai medan gravitasi di permukaan bumi secara periodik. Koreksi pasang surut juga tergantung dari kedudukan bulan dan matahari terhadap bumi. Koreksi tersebut dihitung berdasarkan perumusan Longman (1965) yang telah dibuat dalam sebuah paket program komputer. Koreksi ini selalu ditambahkan terhadap nilai pengukuran, dari koreksi akan diperoleh nilai medan gravitasi di permukaan topografi yang terkoreksi drift dan pasang surut.

3. Koreksi Lintang (Latitude Correction)

Koreksi lintang digunakan untuk mengkoreksi gayaberat di setiap lintang geografis karena gayaberat tersebut berbeda, yang disebabkan oleh adanya gaya sentrifugal dan bentuk ellipsoide. Dari koreksi ini akan diperoleh anomali medan gayaberat. Medan anomali tersebut merupakan selisih antara medan gayaberat observasi dengan medan gayaberat teoritis (gayaberat normal).
Menurut (Sunardy, A.C., 2005) gayaberat normal adalah harga gayaberat teoritis yang mengacu pada permukaan laut rata-rata sebagai titik awal ketinggian dan merupakan fungsi dari lintang geografi. Medan gayaberat teoritis diperoleh berdasarkan rumusan-rumusan secara teoritis, maka untuk koreksi ini menggunakan rumusan medan gayaberat teoris pada speroid referensi (z = 0) yang ditetapkan oleh The International of Geodesy (IAG) yang diberi nama Geodetic Reference System 1967 (GRS 67) sebagai fungsi lintang (Burger, 1992).

4. Koreksi Ketinggian

Koreksi ini digunakan untuk menghilang perbedaan gravitasi yang dipengaruhi oleh perbedaan ketinggian dari setiap titik amat. Koreksi ketinggian terdiri dari dua macam yaitu :

     a) Koreksi Udara Bebas (free-air correction)
          Koreksi udara bebas merupakan koreksi akibat perbedaan ketinggian sebesar h dengan mengabaikan           adanya massa yang terletak diantara titik amat dengan sferoid referensi. Koreksi ini dilakukan untuk               mendapatkan anomali medan gayaberat di topografi. Untuk mendapat anomali medan gayaberat di               topografi maka medan gayaberat teoritis dan medan gayaberat observasi harus sama-sama berada di             topografi, sehingga koreksi ini perlu dilakukan.

     b). Koreksi Bouguer

          Bouguer Correction adalah harga gaya berat akibat massa di antara referensi antara bidang referensi             muka air laut samapi titik pengukuran sehingga nilai gobservasi bertambah. Setelah dilakukan koreksi-           koreksi terhadap data percepatan gravitasi hasil pengukuran (koreksi latitude, elevasi, dan topografi)             maka diperoleh anomali percepatan gravitasi (anomali gravitasi Bouguer lengkap)

5. Koreksi Medan (Terrain Corection)

Koreksi medan digunakan untuk menghilangkan pengaruh efek massa disekitar titik observasi. Adanya bukit dan lembah disekitar titik amat akan mengurangi besarnya medan gayaberat yang sebenarnya. Karena efek tersebut sifatnya mengurangi medan gayaberat yang sebenarnya di titik amat maka koreksi medan harus ditambahkan terhadap nilai medan gayaberat.

         Anomali Bouguer

         Nilai anomali Bouguer lengkap dapat diperoleh dari nilai anomali Bouguer sederhana yang telah                    terkoreksi medan, Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil pengukuran lapangan            dengan koreksi-koreksi seperti yang telah diuraikan di atas.

Dg = {Dgobs ± DgF + (3,086 – 0,4191r) h + Tr} gu

ALAT, METODE PENGUKURAN DAN PEMROSESAN METODE GRAVITY

PERALATAN DALAM METODE GRAVITY
  1. Gravimeter.
  2. Pelindung Gravimeter.
  3. Barometer.
  4. GPS.
  5. Meteran.
  6. Penunjuk Waktu.
  7. Peta Geologi dan peta Topografi.
  8. Alat tulis.
  9. Kamera.
  10. dan beberapa alat pendukung lainnya.

gambar 1. Alat Gravimeter


METODE PENGUKURAN MENGGUNAKAN GRAVITY

Sebelum survey dilakukan perlu menentukan terlebih dahulu base stationnya, biasanya dipilih pada lokasi yang cukup stabil, mudah dikenal dan dijangkau. Base station jumlahnya bisa lebih dari satu tergantung dari keadaan lapangan. Masing-masing base station sebaiknya dijelaskan secara cermat dan terperinci meliputi posisi, nama tempat, skala dan petunjuk arah. Pengukuran data lapangan meliputi pembacaan gravity meter juga penentuan posisi, waktu dan pembacaan barometer serta suhu. GPS digunakan untuk menentukan posisi dan waktu pengukuran sedangkan Barometer digunakan untuk mengukur ketinggian.


PEMROSESAN DATA GRAVITY

Pemrosesan data gayaberat yang sering disebut juga dengan reduksi data gayaberat, secara umum dapat dipisahkan menjadi dua macam, yaitu: proses dasar dan proses lanjutan. Proses dasar mencakup seluruh proses berawal dari nilai pembacaan alat di lapangan sampai diperoleh nilai anomali Bouguer di setiap titik amat. Proses tersebut meliputi tahap-tahap sebagai berikut: konversi pembacaan gravity meter ke nilai milligal, koreksi apungan (drift correction), koreksi pasang surut (tidal correction), koreksi lintang (latitude correction), koreksi udara bebas (free-air correction),koreksi Bouguer (sampai pada tahap ini diperoleh nilai anomali Bouguer Sederhana (ABS) pada topografi.), dan koreksi medan (terrain correction). Pemrosesan data tersebut menggunakan komputer dengan software MS. Excel. Proses lanjutan merupakan proses untuk mempertajam kenampakan/gejala geologi pada daerah penyelidikan yaitu pemodelan dengan menggunakansoftware Surfer 8 dan GRAV2DC. Hasil dari pengolahan data tersebut dapat diintepretasikan dengan melihat tabel berikut :


gambar 2. Tabel Densitas Bahan




DASAR TEORI METODE GRAVITY

DASAR TEORI METODE GAYA BERAT

Dasar teori yang digunakan dalam metode gravity adalah hukum Newton tentang gravitasi bumi yang kemudian dikenal sebagai hukum Gravitasi Newton. Hukum ini menyatakan bahwa gaya tarik menarik antara 2 massa adalah sebanding dengan massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya. Jika dua benda dengan massa m1 dan m2 dipisahkan oleh jarak r, maka gaya tarik menarik (F) antara kedua benda tersebut adalah :

F = ɣ. m1/ r2 . m2 = gm2 

Dimana :

             ɣ  : Konstanta gravitasi (6.67 x 10-11 m3 kg/ m2)
             g  : Percepatan gaya berat vertikal permukaan bumi

Harga gaya berat rata - rata dipermukaan bumi adalah 9.80 m/s2. Satuan yang digunakan adalah miligal (1mGal = 10-3, Gal = 10-3 cm/s2) atau ekivalen dengan 10 gu (gravity unit). Variasi gaya berat yang disebabkan oleh variasi perbedaan densitas bawah permukaan adalah sekitar 1 mGal (100  µm/s2).
   


SEKILAH TENTANG GAYA BERAT

METODE GRAVITY (GAYA BERAT)

Metode gravitasi adalah suatu metode eksplorasi yang mengukur medan gravitasi pada kelompok - kelompok titik pada lokasi yang berbeda dalam suatu area tertentu. Tujuan eksplorasi ini adalah untuk mengasosiasikan variasi dari perbedaan rapat massa dan juga jenis batuan.

Metode gravitasi merupakan salah satu metode tidak langsung yang digunakan untuk mengetahui kondisi bawah permukaan bumi, yaitu dengan cara mengamati variasi distribusi lateral dari sifat fisis batuan (densitas).

Gravitasi dapat didefinisikan sebagai suatu gaya yang bekerja antara 2 benda, misalnya gaya interaksi antara tubuh kita dan bumi. Besarnya gaya tersebut tergantung pada massa dan jarak yang memisahkan kedua benda tersebut. Oleh karena itu besarnya nilai dari gravitasi di tiap - tiap tempat di atas permukaan bumi akan selalu berbeda.

Survey gravitasi dilakukan dengan memanfaatkan perubahan gaya gravitasi dari suatu tempat ke tempat lainnya. Biasanya perubahan yang terjadi relatif sangat kecil sehingga dalam pengukuran gravitasi diperlukan suatu alat ukur yang memiliki kepekaan yang cukup tinggi. Secara umum tempat yang memiliki kandungan batuan bawah permukaan dengan densitas tinggi akan menyebabkan harga gravitasi terukur besar pula dan berlaku pula pada hal sebaliknya.

Informasi yang diharapkan dari survey gravitasi adalah mengetahui efek dari sumber yang tidak diketahui terhadap perubahan harga gravitasi atau variasi harga gravitasi. Unutk mengetahui besarnya efek dari sumber tersebut terhadap harga gravitasi diperlukan suatu proses reduksi terhadap faktor - faktor lainnya yang juga mempengaruhi harga gravitasi, diantaranya : efek lintang, efek elevasi (ketinggian), efek pasang surut, efek topografi dan lainnya. Besarnya harga gravitasi yang benar - benar ditimbulkan oleh sumber yang diketahui tersebut dikenal sebagai anomali gravitasi atau anomali Bouguer.

Anomali gravitasi yang menggambarkan variasi lateral densitas batuan secara tidak langsung memberikan gambaran struktur geologi dibawah permukaan bumi dan hal ini menyebabkan metode gravitasi merupakan suatu penyelidikan tahap awal dalam eksplorasi minyak bumi, bahan tambang atau mineral.